Pendidikan Berwawasan Global
Pendidikan memiliki keterkaitan erat
dengan globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus
melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan tekanan
menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel,
sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat global demokratis. Oleh karena itu, pendidikan harus
dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam
suasana penuh kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu,
pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami,
masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses
ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu
mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
A. Perfektif Reformasi
Pendidikan berwawasan global merupakan
suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersdiapkan anak didik
dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling
menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus
mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan
nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian,
sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.
Implikasi dari pendidikan berwawasan
global menurut perfektif reformasi tidak hanya bersifat perombakan
kurikulum, tetapi juga merombak sistem, struktur dan proses pendidikan.
Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai kebijakan sosial tidak lagi
cocok bagi pendidikan berwawasan global. Pendidikan berwawasan global
harus merupakan kombinasi antara kebijakan yang mendasarkan pada
mekanisme pasar. Maka dari itu, sistem dan struktur pendidikan harus
bersifat terbuka, sebagaimana layaknya kegiatan yang memiliki fungsi
ekonomis.
Kebijakan pendidikan yang berada di
antara kebijakan sosial dan mekanisme pasar, memiliki arti bahwa
pendidikan tidak semata-mata di tata dan diatur dengan menggunakan
perangkat aturan sebagaimana yang berlaku sekarang ini, serba seragam,
rinci dan instruktif. Tetapi pendidikan juga di atur layaknya suatu
Mall, adanya kebebasan pemilik toko untuk menentukan barang apa yang
akan dijual, bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa barang akan
dijual. Pemerintah tidak perlu mengatur segala sesuatu dengan rinci.
Selain itu, pendidikan berwawasan
global bersifat sistematik organik, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif
dan kreatif demokratis. Bersifat sistemik-organik artinya bahwa sekolah
merupakan sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak bisa
dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi harus dilihat
sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada.
Fleksibel-adaptif, artinya bahwa
pendidikan lebih ditekankan sebagai suatu proses learning daripada
teaching. Anak didik dirangsang untuk memiliki motivasi untuk
mempelajari sesuatu yang harus dipelajari dan continues learning.
Tetapi, anak didik tidak akan dipaksa untuk dipelajari. Sedangkan
materi yang dipelajari bersifat integrated, materi satu dengan yang
lain dikaitkan secara padu dan dalam open-sistem environment. Pada
pendidikan tersebut karakteristik individu mendapat tempat yang layak.
Kreatif demokratis, berarti pendidikan
senantiasa menekankan pada suatu sikap mental untuk senantiasa
menghadirkan suatu yang baru dan orisinil. Secara paedagogis,
kreativitas dan demokrasi merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa
demokrasi tidak akan ada proses kreatif, sebaliknya tanpa proses
kreatif demokrasi tidak akan memiliki makna.
Untuk memasuki era globalisasi
pendidikan harus bergeser kearah pendidikan yang berwawasan global.
Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti
menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner,
dan transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan
berwawasan global berarti menuntut kebijakan pendidikan tidak
semata-mata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang
berada di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan pada
mekanisme pasar. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan
bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif.
B. Perspektif Kurikuler
Pendidikan berwawasan global dapat
dikaji berdasarkan pada dua perspektif yaitu perspektif reformasi dan
perspektif kurikuler. Berdasarkan persperktif kurikuler, pendidikan
berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan professional
dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya
dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
- Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan
- Mempelajari barbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat,dan
- Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.
Oleh karena itu, pendidikan berwawasan global akan menekankan pada pembahasan materi yang meliputi:
- Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia
- Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu
- Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam masyarakat
- Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia itu memiliki berbagai keterbatasan antara lain dalam wujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil dapat menimbulkan konflik-konflik.
Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk
saling memahami budaya yang lain. Berdasarkan perspektif kurikuler ini,
pengembangan pendidikan berwawasan global memiliki implikasi kearah
perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata kuliah yang
dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang
bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada
kajian yang bersifat multidisipliner, interdisipliner dan
transdisipliner.
Sumber : http://edyutomo.com/pendidikan/pendidikan-berwawasan-global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar