Total Quality Management
Sebagai Wujud Peningkatan Mutu Pendidikan
Paradigma Total Quality Management (
TQM ) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Tujuan utama TQM adalah untuk
mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan
proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan
bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi
kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan.
Manfaat utama penerapan TQM pada sektor
publik adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan
pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas
pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai
tambahan, manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian,
semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan publik,
perbaikan hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya, peningkatan
akuntabilitas dan transparansi pemerintah serta peningkatan
produktifitas dan efisiensi pelayanan publik .
TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
- Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
- Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
- Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
- Memiliki komitmen jangka panjang.
- Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
- Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
- Memberikan kebebasan yang terkendali.
- Memiliki kesatuan tujuan.
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Prinsip-prinsip yang mempedomani TQM mencakup:
- promosi lingkungan yang berfokus pada mutu.
- pengenalan kepuasan pelanggan sebagai indikator kunci pelayanan bermutu.
- perubahan sistem, perilaku dan proses dalam rangka menjalankan perbaikan selangkah demi selangkah dan terus menerus terhadap barang dan pelayanan yang disediakan oleh sebuah organisasi .
Kerangka Produktivitas
Untuk dapat mengungkap kinerja, hasil
dan dampak lembaga pendidikan secara periodik dan teratur diperlukan
adanya evaluasi, sehingga evaluasi tersebut sekaligus menjadi bagian
dari manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan mengandung arti sebagai
suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan mengandung
arti sebagai upaya yang terkoordinasikan secara sistematik dan sistemik
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga
mengandung arti segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses
pendidikan untuk mencapai produktivitas sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Produktivitas dalam arti teknis mengacu
kepada derajat keefektifan, efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap
mental yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.
Berdasarkan pengertian teknis
produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu
produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik,
produktivitas diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran
(panjang, berat, lamanya waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai
produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku,
disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas. Oleh karena
itu mengukur tingkat produktivitas tidaklah mudah, di samping banyaknya
variable, juga ukuran yang digunakan sangat bervariasi.
Secara khusus di bidang pendidikan formal, produktifitas sekolah ditentukan oleh tiga fungsi utama, yaitu
- fungsi administrator,
- fungsi psikologi, dan
- fungsi ekonomi.
Ketiga fungsi tersebut secara linier
menentukan tinggi-rendahnya tingkat produktivitas sekolah . Dengan
demikian produktivitas organisasi secara lebih luas mengidentifikasikan
keberhasilan dan atau kegagalan dalam menghasilkan suatu produk
tertentu (barang atau jasa) secara kualitas dan kuantitas dengan
memanfaatkan sumber-sumber dengan benar. Produktivitas merupakan
criteria, pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok
atau organisasi.
Kerangka produktivitas dalam selubung
TQM dimaksudkan sebagai sasaran utama yang perlu dibidik oleh setiap
penyelengara organisasi, tidak kecuali organisasi pendidikan. Hal ini
lantaran focus utama dari penyelenggaraan pendidikan dan TQM adalah
produktivitas. Dengan demikian keduanya memiliki visi dan missi yang
sama dalam meningkatkan kinerja organsiasi.
Input, proses, output dan outcomes
merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam
sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat
terwujud apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan
TQM sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil
secara instant, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat
terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang
berkesinambungan agar dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi.
Mewujudkan kondisi ideal di mana TQM
dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasama seluruh komponen
penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Kabupaten Kendal. Dengan demikian produktivitas
yang diharapkan sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan
memaknai dan mengaplikasikan TQM.
Sumber : http://edyutomo.com/pendidikan/total-quality-management-sebagai-wujud-peningkatan-mutu-pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar